Menjadi teman cerita

Akhir-akhir ini kembali sibuk menjadi teman cerita..

Setiap kali yang bercerita datang, aku harus selalu mengosongkan cangkir..

Beberapa orang mungkin menganggap "pekerjaan" mendengarkan cerita itu mudah.. Padahal belajar berempati pada keadaan orang lain, tidak semuanya mampu..

Selain menjaga kerahasiaan cerita, informasi pribadi juga perlu dijaga.. Kadang kala mereka tidak membutuhkan saran, hanya cukup didengarkan..

Mengapa mereka "kabur" dan malah bercerita kepadaku? Karena "pekerjaan" ku menjadi teman cerita..

Sering ngga kalian lihat komentar-komentar di media sosial?

"Too drama"

"Drama queen bgt sih"

"Orang lain punya cobaan lebih sulit dari lo"

"Segitu doang lo down? Gue lebih parah dari ini"

"Sengaja gak sih? Kek lagi caper"

"Kurang ibadah kali lo"

... 

Gak mudah kan mendengarkan? Merasa didengar? Karena menjadi pendengar yang baik butuh mengosongkan cangkir, berempati, agar tak ada pikiran-pikiran sempit dan judgment..

Terkadang jadi ikut merasa lelah.. 

Lalu charge lagi energinya... Begitu seterusnya...